Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   
Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label blado. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label blado. Tampilkan semua postingan

Pondasi Masjid Kuno Ngadirejo

Di desa Ngadirejo kecamatan Reban terdapat susunan batu yang dipercaya sebagai pondasi sebuah masjid. Oleh masyarakat sekitar pondasi masjid ini disusun oleh para wali yang akan membangun masjid dalam waktu satu malam, namun dikarenakan waktu memasuki fajar akhirnya pembangunan dihentikan. Belum ada penelitian yang membuktikan hal tersebut sehingga sangat perlu diadakan penelitian untuk membuktikannya.

Susunan Pondasi

Pondasi tertutup oleh tanah

Susunan batu sebagai jalan masih terlihat

Susunan batu pondasi

Batu yang berserakan di sekitar batu pondasi

Batu yang berserakan di sekitar batu pondasi

bagian batu yang menyerupai sambungan

Kampung Kayulandak - Keteleng

Kayulandak adalah sebuah kampung di desa Keteleng kecamatan Blado yang berada tepat di kaki gunung Kamulyan. Gunung yang akan terlihat jelas menjulang tinggi menjadi background pemandangan kawasan Agrowisata Kebun Teh Pagilaran.

Di kampung ini masih dapat dijumpai bangunan tua yang pernah menjadi saksi bisu berdirinya PT. Pagilaran pada tahun 1880 oleh maskapai Belanda, pada tahun 1922 dibeli oleh Inggris, dan pada tahun 1964 diambilalih oleh Pemerintah Indonesia. Kemudian dijadikan sarana penelitian Fakultas Pertanian UGM dan dijadikan Perusahaan Negara Pagilaran yang kini menjadi PT. Pagilaran (Persero).

Bangunan yang berada di Kayulandak masih terlihat kokoh hingga saat ini. Bangunan tersebut digunakan untuk para pekerja PT. Pagilaran seperti mandor dan pemetik teh. Untuk mencapai kampung ini dapat melalui Agrowisata Kebun Teh Pagilaran atau dapat melalui desa Pacet kecamatan Reban.




Masjid Al Huda Desa Bismo

Masjid Al Huda ini terletak di desa Bismo kecamatan Blado. Di dalam masjid ini masih menyimpan bagian asli bangunan masjid yang dibangun oleh Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga untuk menyiarkan Agama Islam di tanah Jawa. Masjid ini disinyalir merupakan masjid tertua di Kabupaten Batang.

Selain Berupa Masjid juga ada Kopyah (peci), Alquran asli tulisan tangan, dan ukiran kayu.Jadi tidak heran kalau Desa Bismo Menjadi daerah wisata religi yang ada di wilayah Batang dan dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah.

Tim ekspedisi hanya diijinkan untuk mengambil sisi luar masjid yang sedang dalam masa rehab dan ruang utama yang digunakan untuk sholat yang dihiasi ukiran peninggalan para wali.


Masjid Al Huda

Ukiran peninggalan wali

Ukiran peninggalan wali

Situs Kepokoh

Di desa Kepokoh kecamatan Blado terdapat situs dengan ditemukannya benda cagar budaya yang antara lain adalah prasasti dan yoni. Prasasti tidak disebutkan tahun dibuatnya prasasti, akan tetapi hanya meninggalkan beberapa baris enkripsi yang telah aus dan gambar bulan sabit. 

Salah satu kata dalam enkripsi menyebutkan datta dan shima. Data berhubungan dengan perhitungan. Sedangkan bulan sabit diperkirakan adalah waktu dibuatnya prasasti.

Prasasti

Yoni

Makam Auliya Wonobodro

Di desa Wonobodro kecamatan Blado ada Makam Auliya Wonobodro. Komplek makam ini terdapat beberapa makam tokoh penyebar agama Islam, seperti Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Makdum Ibrahim As-Samarkandy atau biasa dikenal sebagai Syeikh Maulana Maghribi.

Di bukit Wonobodro ini juga terdapat makam Ki Ageng Wonobodro atau yang biasa disebut sebagai Ki Ageng Pekalongan karena beliaulah pendiri Kota Pekalongan.

Di desa Wonobodro terdapat dua kekuasaan kepemimpinan. Yaitu lurah sebagai kepala desa dan lurah sebagai pimpinan makam. Ini dikarenakan bahwa tanah makam Wonobodro adalah tanah perdikan. Tanah perdikan adalah tanah yang dimerdekaan oleh kerajaan pada masa lalu dikarenakan jasanya kepada raja. Mengingat bahwa makam yang ada di Wonobodro adalah makam para tokoh yang sangat penting.

Tim Ekspedisi Budaya Desa Perbatasan tidak dapat mencari informasi tentang kawasan yang berada dalam pagar makam. Akan tetapi tim ekspedisi mendapatkan beberapa informasi peninggalan para Auliya Wonobodro.

Jalan menuju gerbang makam

Gerbang makam

Tata tertib peziarah
  
Tempat wudlu Auliya Wonobodro

Pasujudan Auliya Wonobodro

Pengukuran Arah Pasujudan Auliya Wonobodro Menggunakan Kompas

Pohon Jlamprang

Di desa Wonobodro kecamatan Blado selain ada Makam Auliya Wonobodro terdapat juga Pohon Jlamprang. Pohon yang dikramatkan warga sekitar ini konon adalah tongkat Syeikh Maulana Maghribi yang ditancapkan sebelum melakukan sholat. Begitu lamanya waktu sholat, tongkat yang ditancapkan itu tumbuh menjadi tanaman.

Pohon Jlamprang sekarang ini posisinya sudah agak miring nyaris tumbang. Akan tetapi pohon masih tetap tumbuh dalam posisi sekarang ini.

Bagian akar yang terangkat menjadi sebuah terowongan.

Bagian dalam pohon.

Pohon Jlamprang

Pohon Jlamprang

Bagian atas pohon yang sudah miring.

Batu Srebangan

Di desa Kambangan kecamatan Blado terdapat batu yang digunakan untuk memainkan gamelan. Ini merupakan perwujudan persembahan kepada leluhur pada jaman dahulu. Batu Srebangan ini berbentuk berundak. Srebangan berasal dari kata srebang yang berarti kursi panjang. Bentuk ini dapat dilihat jelas dengan melihat batu ini. Hingga kini suara gamelan masih terdengar walaupun gamelan yang dimaksud tidak dapat dilihat secara langsung.

Batu ini terdapat di bawah tebing dengan pemandangan yang cukup bagus. Daerah ini pernah longsor pada tahun 2012 kemarin.

Batu Srebangan

Pemandangan dari Atas Tebing

Sosialisasi Cagar Budaya di Kambangan

Ekspedisi Budaya Desa Perbatasan hari pertama dilaksanakan di desa Kambangan kecamatan Blado. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Balai Desa Kambangan. Warga sekitar cukup antusias dengan kegiatan ini.

Persiapan

Pemutaran Film

Pemutaran Film

Jalan Telaga Sidringo

Telaga Sidringo

Telaga Sidringo yang terletak di wilayah desa Mojotengah kecamatan Reban, dan jalur termudah untuk mencapainya melalui dukuh Wonoprio desa Gerlang kecamatan Blado. Pada bulan Juni 2012 kemarin tanjakan di beberapa jalan masih berupa batu yang tidak tertata lagi. Kini tengah diperbaiki dengan mengecor menggunakan beton oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Batang.

Dengan semakin mudahnya akses ini menjadikan Telaga Sidringo semakin mudah untuk dicapainya. Meskipun saat memasuki dukuh Wonoprio kondisinya sangat memprihatinkan. Sidringo merupakan objek di perbatasan Kabupaten Batang dengan Kabupaten Banjarnegara yang sungguh indah. Tempat ini memiliki padang rumput yang cukup luas di sekitar telaga. Sehingga dapat dikembangkan menjadi perkemahan atau wisata yang lebih menarik.
Jalan yang telah diperbaiki

Jalan belum diperbaiki

Jalan Sudah diperbaiki

Salah satu tim Gallery Photo Kabupaten Batang mencoba menaiki tanjakan yang cukup tinggi yang telah diperbaiki

Patok PU Infrastruktur Perdesaan 2012

Jalan yang telah diperbaiki

Salah satu sudut jalan

Pekerja PU sedang memasang batu tengah-tengah beton

Telaga Sidringo

Parade 1001 Bunga, HUT Batang Ke 47

Dalam memperingati HUT Administratif Kabupaten Batang ke 47 yang jatuh pada tanggal 8 April 2013, masyarakat Kabupaten Batang memperingatinya dengan mengadakan parade keliling kota Batang. Parade yang dilaksanakan pada hari Kamis, 4 April 2013 ini mengambil tema "Parade 1001 Bunga. Tema ini sesuai dengan jargonnya Kabupaten Batang yaitu Berkembang (Bersih, Kencar-kencar, Eyub, Menuju Bebrayanan, Aman, dan Tenang) yang berasal dari kata dasar Kembang yang juga memiliki arti yang sama dengan kata Bunga.

Berkembang merupakan cita-cita para pejuang Kabupaten Batang yang menginginkan kembalinya wilayah Administratif Kabupaten Batang yang pernah bersatu dengan Kabupaten Pekalongan yang juga memekarkan daerahnya menjadi Kota Madya Pekalongan. Berkembang, dengan jargon itu diharapkan Batang menjadi pilot cita-cita Kabupaten Batang. 1001 Bunga menggambarkan 1001 cita-cita yang harus dicapai Kabupaten Batang.

Parade 1001 Bunga ini diikuti 76 peserta yang tergabung dari Instansi Pemerintahan, BUMD/BUMN, Sekolah, dan loyalis Komunitas di Kabupaten Batang. Setidaknya lebih dari 1001 personil yang unjuk busana bernuansa bunga dan menampilkan kebolehannya di Parade 1001 bunga ini. Antusias masyarakat di sepanjang rute parade dimulai dari Lapangan Dracik dan selesai di Alun-Alun Kabupaten Batang, menambah meriahnya Parade 1001 Bunga ini.

Trex | ...

Trex | Peserta dari SMK PGRI Batang

Trex | Peserta dari SMP N 1 Batang

Trex | Peserta dari SMK PGRI Batang

Trex | Peserta dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan

Trex | Peserta dari Kecamatan Kandeman

Trex | Peserta dari Kecamatan Kandeman

Trex | Peserta dari Kecamatan Kandeman

Trex | ...

Trex | ...

Trex | Peserta dari Kecamatan Banyuputih

Trex | Peserta dari Kecamatan Banyuputih

Trex | Peserta dari RSUD

Trex | Peserta dari SMA N 1 Batang

Trex | Peserta dari SMA N 1 Batang

Trex | Peserta dari SMA N 1 Batang

Trex | ...

Trex | Peserta dari Komunitas Sepeda Ontel

Trex | Peserta dari BUMD/BUMN

Trex | Peserta dari Komunitas Batang Berkebun

Trex | Peserta dari Komunitas Batang Berkebun

Trex | Peserta dari Komunitas Batang Berkebun

Trex | Yoyok Riyo Sudibyo (Bupati Batang)

Trex | ...

Trex | Peserta dari SMA N 2 Batang

Trex | Peserta dari SMA Bhakti Praja Batang

Trex | Peserta dari SMA Bhakti Praja Batang

Trex | Peserta dari Kecamatan Bandar

Trex | Peserta dari SMK N 1 Batang

Trex | Peserta dari SMK N 1 Batang

Trex | Peserta dari SMK N 1 Batang

Trex | ...

Trex | ...

Trex | ...

Trex | ...

Trex | Peserta dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga

Trex | ...

Trex | ...

Trex | Peserta dari Kecamatan Bawang

Trex | Peserta dari Kecamatan Bawang

Trex | Peserta dari Kecamatan Bawang

Trex | Peserta dari Kecamatan Bawang

Trex | Peserta dari Kecamatan Bawang

Trex | Peserta dari Kecamatan Banyuputih

Trex | Peserta dari Kecamatan Banyuputih

 
Copyright © 2015 Jalan-Jalan Batang. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger