Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   
Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sejarah. Tampilkan semua postingan

Goa Jepang Poncowati Gringsing

Goa Jepang ini berada di hutan Pancawati yang dikenal oleh para pengguna jalan dengan nama Alas Roban. Pancawati diambilkan dari nama kelompok kera yang dipimpin oleh Anoman. Menurut mitos kelompok kera ini dahulu mendiami hutan yang sekarang bernama Pancawati. 

Alas Roban sendiri sebenarnya terletak di kecamatan Subah dan Tulis. Tepatnya kampung Roban Timur di desa Sengon dan Roban Barat di desa Kedungsegog.

Pancawati berada di dukuh Bunderan desa Plelen kecamatan Gringsing. Tepatnya di sebelah selatan jalur lama yang berkelok - kelok. Goa Jepang Pancawati berada di antara 3 bukit yang dipisahkan sungai kecil. Sungai ini dahulu adalah bekas jalan tank milik Jepang.

Goa Jepang dibangun pada tahun 1942 pada saat pendudukan Jepang di Indonesia. Jepang menerapkan kerja paksa Romusha kepada orang pribumi untuk membangun goa - goa tempat perlindungan dan persembunyian tentara Jepang. Banyak orang pribumi yang tewas saat melaksanakan pembangunan goa ini.

Goa Jepang Pancawati berjumlah 13. 3 buah goa di sebelah bukit timur, 10 goa di sebelah bukit utara, 1 goa diatas tebing di sebelah bukit selatan dan 1 buah goa alam di sebelah bukit barat yang disebut dengan nama Goa Telon. Goa Telon juga pernah digunakan oleh tentara Jepang.

Salah satu bagian dalam goa

Tim ekspedisi mendaki mulut goa yang longsor

Kondisi longsoran tanah goa

Bagian dalam goa

bagian dalam goa

tim dokumenter ekspedisi

kondisi mulut goa yang longsor

kondisi mulut goa yang longsor

daun kemaduan yang beracun

salah satu mulut goa

sungai dahulunya adalah jalan tank

mata air sekitar goa

kadal mesir di goa pengintai

goa pengintai berada di tebing




Kampung Kayulandak - Keteleng

Kayulandak adalah sebuah kampung di desa Keteleng kecamatan Blado yang berada tepat di kaki gunung Kamulyan. Gunung yang akan terlihat jelas menjulang tinggi menjadi background pemandangan kawasan Agrowisata Kebun Teh Pagilaran.

Di kampung ini masih dapat dijumpai bangunan tua yang pernah menjadi saksi bisu berdirinya PT. Pagilaran pada tahun 1880 oleh maskapai Belanda, pada tahun 1922 dibeli oleh Inggris, dan pada tahun 1964 diambilalih oleh Pemerintah Indonesia. Kemudian dijadikan sarana penelitian Fakultas Pertanian UGM dan dijadikan Perusahaan Negara Pagilaran yang kini menjadi PT. Pagilaran (Persero).

Bangunan yang berada di Kayulandak masih terlihat kokoh hingga saat ini. Bangunan tersebut digunakan untuk para pekerja PT. Pagilaran seperti mandor dan pemetik teh. Untuk mencapai kampung ini dapat melalui Agrowisata Kebun Teh Pagilaran atau dapat melalui desa Pacet kecamatan Reban.




Stasiun Kuripan Subah

Stasiun Kuripan merupakan peninggalan masa kerja paksa yang dilakukan Belanda kepada rakyat Indonesia di desa Kuripan kecamatan Subah (koordinat -6.923754,109.894404). Hingga sekarang stasiun ini masih berfungsi untuk peralihan jalur saat kereta berpapasan kereta lain dari arah berlawanan.




dokumentasi Lukman Hadi Lukito 085642525432

Goa Jepang Gringsing

Jalur Sakalputung, Plelen yang dikenal dengan Alas Roban memiliki sejuta misteri. Jalur yang merupakan saksi bisu kerja rodi masa penjajahan Belanda. Hingga kini banyak misteri yang tersimpan di Alas Roban hingga banyak orang menganggapnya angker. 

Dibalik kenyataan itu, ternyata Alas Roban menyimpan torehan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. (koordinat -6.978079,110.012138) Banyak peninggalan yang ada di daerah ini. Salah satunya adalah Goa Peninggalan Jepang di dukuh Bunderan desa Plelen kecamatan Gringsing. Selain Belanda membuka akses Jakarta sampai Surabaya yang melewati Alas Roban ini, Jepang diam-diam membuat persembunyian di balik bukit yang berada di sebelah selatan jalur yang dibuat Belanda. 

Goa yang dibangun Jepang ini memiliki karakteristik yang sama dengan goa yang ada di kecamatan Subah. Dari pengamatan Tim, goa Jepang dibuat lebih dari 10 mulut goa, biasanya hanya 1 yang benar-benar menjadi goa utama yang mampu menampung beberapa kendaraan tempur dan puluhan tentara. Sedangkan mulut goa lainnya hanya berkedalaman sekitar 5 hingga 20 meter yang berfungsi untuk mengelabuhi. 

Goa Jepang Alas Roban ini berjumlah 1 mulut goa buatan utama, 12 mulut goa buatan dengan kedalaman 5-20 meter, 1 mulut goa yang belum jadi dan 1 goa yang ada karna proses alam. Semuanya dahulu digunakan Jepang untuk bersembunyi. 

Pada goa utama dapat menampung sekitar 8 tank (kendaraan perang) pada saat itu. Kedalamannya lebih dari 30 meter. Belum ada yang mampu memetakan keadaan dalam goa karena keterbatasan SDM dan alat. 

Kondisi di beberapa goa memprihatinkan, banyak sampah non organik berserakan dan beberapa mulut goa mulai longsor karena terkikisnya tanah. 

Dahulu goa ini dibangun dengan menggunakan nyawa-nyawa bangsa Indonesia setempat. Namun saat ini tidak ada yang mau merawatnya dan memanfaatkan kembali. Harapannya tempat ini dimanfaatkan untuk kegiatan publik agar tidak sia-sia. Goa ini merupakan situs bersejarah keberadaan Jepang di Indonesia yang dapat menggambarkan perjuangan Bangsa Indonesia saat itu.

Goa Asli Bentukan Alam yang pernah dipakai untuk persembunyan

Goa Buatan yang berfungsi sebagai jebakan

Goa yang berfungsi sebagai jebakan dengan kedalaman 10 meter


Goa Utama kedalamannya lebih dari 30 meter, mampu menampung 8 tank tempur

Goa terlihat dari seberang sungai


Sungai yang pernah menjadi jalur tank


Goa Jepang Pantai Roban Subah

Di pantai Roban Subah, tepatnya di sekitar daerah Ngodek sungai Kaliurang perbatasan desa Sengon dan desa Gondang (koordinat -6.927598,109.85172) terdapat goa peninggalan Jepang. Menurut narasumber yang ditemui tim, goa ini dibangun pada tahun 1943 saat tentara Jepang sedang berebut kedudukan di Indonesia dengan Belanda. Jepang berlabuh di pantai Roban dan membuat persembunyian berupa goa. Pada saat pembuatannya bangsa Indonesia dikerja paksakan oleh Jepang. Goa ini dapat dimasuki tank dan beberapa kendaraan tempur lainnya. 

Pada tahun 1945 kota Hirosima dan Nagasaki dibom atom, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, pada waktu itu Jepang tidak serta merta menarik pasukkannya kembali ke Jepang. Jepang masih bersembunyi di goa sampai tahun 1948 saat kemerdekaan Indonesia telah diakui. Pada tahun 1948 Jepang menutup beberapa mulut goa menggunakan cor semen. 

 Kemudian warga sekitar bergantian menjaga goa agar tidak digunakan kembali oleh Belanda. Pada tahun tersebut warga masih mengenal bambu runcing yang konon memiliki kekuatan luar biasa yang dapat menghancurkan kayu sekali menyentuh ujung bambu runcing. 

Kemungkinan ada 15 lebih mulut goa yang tersusun 2 mulut goa 2 mulut goa berjajar. Mulut goa yang utama untuk keluar masuknya tank dan kendaraan tempur lainnya sudah tertutup longsor dan belum ditemukan. Hingga kini masih tersisa 9 mulut goa dengan keadaan sebagian telah tertutup longsoran. 

Di sekitar sungai juga masih ada bekas peninggalan jembatan namun telah dibangun kembali jembatan baru karena pada tahun 2004 terjadi banjir bandang yang menjadikan jembatan runtuh.


Aliran sungai di sekitar goa dari atas bukit
Goa yang longsor hingga tinggal 1/3 bagian

Goa berada di pinggir jalan proyek galian batu kali

Goa berada di kawasan perkebunan karet milik PT. Nusantara

Jembatan pernah runtuh

Bekas Bandara Perintis Kandeman

Di daerah Kandeman kawasan Industri Tragung terdapat bekas bandara perintis. Masih dapat dilihat dengan jelas bentuk dari bandara perintis yang dulu pernah ada di daerah ini. Saat ini tanah ini masih dimiliki TNI AD.

Bandara Perintis masih dapat dilihat jelas

Tanda kepemilikan tanah oleh TNI AD

Dilihat dari kejauhan, terlihat bekas landasan

 
Copyright © 2015 Jalan-Jalan Batang. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger