Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   
Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label bawang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bawang. Tampilkan semua postingan

Expedisi Batang 2014 "Eksplore Bakti Pranten"

Dataran tinggi dieng terbagi dalam lima kabupaten, Batang, Kendal, Temanggung, Wonosobo, dan Banjarnegara. Dataran ini memiliki ketinggian sekitar 2.100 mdpl yang menjadikan kawasan ini berhawa sejuk dan pada sekitar bulan Juli hingga Agustus menjadi puncak titik dingin hingga embun dapat berubah menjadi kristal es. 

Pemandangan Dataran Tinggi Dieng dari Gunung Sipandu, Pranten

Dataran Tinggi Dieng telah lama menjadi tujuan wisata nasional. Banyak objek wisata yang ditawarkan kepada wisatawan. Kawasan ini juga merupakan penghasil kentang terbesar kedua di dunia serta penghasil carica yang hanya tumbuh di tiga negara yaitu Indonesia, Argentina, dan Rusia.

Dataran Tinggi Dieng yang masuk di wilayah administratif Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo telah lebih dahulu maju dan menggodok potensi wisatanya. Akan tetapi, tak jauh dari wilayah tersebut, di sekitar lereng gunung Merapi dan Sipandu, terdapat desa yang masuk administratif Kabupaten Batang yang keadaannya cukup tertinggal.

Dukuh Pranten dilihat dari Dukuh Sigemlong

Namanya adalah desa Pranten. Masuk administratif Kabupaten Batang Kecamatan Bawang. Merupakan desa terluar Kabupaten Batang yang berbatasan langsung dengan Banjarnegara, dan Wonosobo. Desa yang semestinya menjadi etalase wajah Kabupaten Batang ini cukup tertinggal. Mengalami masalah pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi karena sarana transportasi yang tidak memadai.

Batang Gallery pada 16 hingga 19 Agustus 2014 lalu mengadakan Expedisi Batang 2014 dengan tema “Eksplore Bakti Pranten” di desa Pranten kecamatan Bawang. Berbeda dengan expedisi di tahun – tahun sebelumnya yang biasanya dalam satu minggu mengunjungi sekitar 20 objek berpotensi, tahun 2014 ini difokuskan di desa Pranten dikarenakan akses jalan yang harus memutar melalui Gerlang dan Kepakisan (Banjarnegara). Selain itu, objek yang tersebar di empat dukuh di desa Pranten yaitu Rejosari, Sigemblong, Bintoro Mulyo dan Pranten.

Tim Ekspedisi bersama Siswa SD Pranten
Selain penelusuran potensi daerah, expedisi tahun ini juga membawakan misi sosial mencerdaskan anak – anak Pranten dengan menyumbangkan buku bacaan kepada perpustakaan di dukuh Rejosari, merintis perpustakaan di dukuh Bintoro Mulyo, dan membagikan buku tulis sekitar 380 buah yang semuanya berasal dari berbagai donatur antara lain OSIS SMK PGRI Batang, OSIS SMA Negeri 1 Batang, Ibu Anie Kartika, Bapak Hadi Subowo (WAST), Bapak Heri Diyanto, Ibu Wulan (UDD PMI), Bapak Khafidin, Persatuan Masyarakat Batang (PMB) JABODETABEK, dan semua pihak yang tak bisa disebutkan satu per satu.

Penyerahan Buku Tulis di dukuh Sigemblong

Penyerahan Buku Tulis Langsung ke Anak - Anak Bintoro Mulyo

Penyerahan Buku Bacaan di Rintisan Perpustakaan Pranten dukuh Bintoro Mulyo

Pranten menjadi perhatian khusus oleh tim expedisi Batang Gallery. Banyak potensi yang ada namun kadang hanya menjadi angin lalu oleh orang – orang pendaki ke objek wisata dataran tinggi Dieng atau gunung Prahu. Padahal jika ditelusuri maka akan banyak potensi wisata dan budaya yang dapat dijumpai.

Barisan Anak - Anak SD Pranten Sedang Mengikuti Upacara

Pada tanggal 16 Agustus 2014 malam di dukuh Rejosari, tim Batang Gallery memutarkan film budaya kabupaten Batang dan film Trilogi Merah Putih. Meskipun udara malam itu sangat sejuk, akan tetapi warga sangat antusias untuk menonton film tersebut.

Nonton Bareng

Keesokan harinya, 17 Agustus 2014. Tim Expedisi mengikuti upacara peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 69. Meskipun upacara diselenggarakan secara sederhana akan tetapi ruh kebersamaan warga untuk memperingatinya sangat terasa. Kemudian dilanjutkan penyerahan buku tulis kepada anak – anak Pranten, lomba – lomba kemerdekaan, dan pementasan seni kuda kepang.

Upacara HUT Kemerdekaan RI ke 69 masyarakat Pranten

Upacara HUT Kemerdekaan RI ke 69 masyarakat Pranten

Upacara HUT Kemerdekaan RI ke 69 masyarakat Pranten
Paskibra sedang mempersiapkan pengibaran bendera.


Sang Saka Merah Putih
Kelompok Kesenian Sri Rahayu Budoyo, Rejosari, Pranten

Penari Jaran Kepang Kelompok Kesenian Sri Rahayu Budoyo, Rejosari, Pranten

Atraksi Jaran Kepang Kelompok Kesenian Sri Rahayu Budoyo, Rejosari, Pranten

Atraksi Jaran Kepang Kelompok Kesenian Sri Rahayu Budoyo, Rejosari, Pranten

Atraksi Tari Lengger Kelompok Kesenian Sri Rahayu Budoyo, Rejosari, Pranten

Atraksi Tari Lengger Kelompok Kesenian Sri Rahayu Budoyo, Rejosari, Pranten

Eksplore potensi Pranten mengantarkan tim ekspedisi menemukan peninggalan cagar budaya di dua tempat di dukuh Rejosari. Peninggalan cagar budaya ini pernah didatangi dan diteliti oleh tim arkeolog Belgia. Potensi alam yang tak kalah menarik adalah curug Sirawe yang berada tepat di perbatasan Kabupaten Batang dan Banjarnegara. Tim Ekspedisi juga menjumpai keadaan sosial di dukuh Bintoro Mulyo dimana dari jumlah siswa SD sebanyak 40an anak, hanya ada satu yang melanjutkan.

Eksplore Pranten tersebut akan dibahas dalam posting berikutnya. Tetap ikuti informasi kami.

Watu Lintang

Watu Lintang berada di dukuh Kalilito desa Kalirejo kecamatan Batang. Lintang berarti bintang. Menurut warga penamaan batu ini dikarenakan dahulu batu ini memancarkan sinar mirip bintang. Berdasarkan observasi tim ekspedisi, Watu Lintang adalah batu meteorid, orang awam menyebutnya bintang jatuh dari langit.

Watu Lintang

Struktur Watu Lintang

Struktur Watu Lintang

Watu Kelir

Di desa Kalirejo kecamatan Bawang terdapat peninggalan megalitikum berupa Watu Kelir. Kelir dalam perkakas pewayangan adalah background putih yang lebar. Watu kelir ini berada di sebuah perbukitan di sebelah selatan desa Kalirejo. Ada beberapa batu yang bentuknya mirip dengan kenong yang juga merupakan satu kesatuan dari Watu Kelir ini. Akan tetapi tim ekspedisi tidak menjumpai batu ini.

Watu Kelir

Pemandangan sekitar Watu Kelir

Watu Kelir

Watu Kelir

Sosialisasi Cagar Budaya di Kalirejo

Desa Kalirejo merupakan salah satu desa di kecamatan Bawang. Kalirejo adalah desa terluar tepat di kaki gunung Prahu dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kendal. Desa ini merupakan salah satu target dilakukannya sosialisasi cagar budaya dan penelusuran cagar budaya.

Sosialisasi diadakan di masjid desa Kalirejo. Sosialisasi cukup interaktif dengan beberapa diskusi masalah cagar budaya di desa ini.

Sosialisasi

Persiapan sosialisasi

Persiapan Sosialisasi

Warga Kalirejo

Warga Kalireo

Situs Sidomulyo

Di dukuh Sidomuluo desa Deles terdapat kumpulan cagar budaya yang dikenal dengan nama Arca Klenteng. Dahulu di tempat ini ditemukan Arca Ganesha yang dikenal masyarakat sebagai Kiyai Dulgani.

Kiyai Dulgani adalah tokoh penyebar agama islam di wilayah tersebut. Kawasan Arca Klenteng dahulu akan dibangun candi. Akan tetapi oleh Kiyai Dulgani pembangunan candi ditentang dan dihancurkan. Tersisa ganesha, fragmen segiempat, fragmen bangunan, yoni dan ambang pintu atas yang bermotif kala.

Ganesha kemudian diamankan di musium Ronggowarsito Semarang. Ambang pintu atas dirusak dengan memisahkan bagian relief dengan fragmen segiempatnya kemudian relief kala dicuri oleh orang tidak bertanggungjawab. Dan lainnya masih berada di tempat semula.

Fragmen Segiempat dan Fragmen Bangunan

Fragmen Segiempat dan Fragmen Bangunan

Yoni

Ambang Pintu Atas semula bermotif kala.



Jalanan Deles - Pranten

Melalui desa Deles tim ekspedisi melanjutkan perjalanan ke desa Pranten untuk mendokumentasikan watu gamelan yang menurut informasi warga telah terkubur oleh proyek pembangunan jalan cor menuju Pranten. Akan tetapi hujan menjadikan tim untuk berbalik arah kembali ke Deles. Tim hanya dapat mendokumentasikan beberapa pemandangan dan benda - benda sekitarnya.


Sidomulyo, Deles











Tikus Hutan yang unik. Berperawakan tikus, berbulu mirip hamster, dan berjalan berloncat-loncatan



Sosialisasi Cagar Budaya di Sibebek

Sibebek merupakan salah satu tempat singgah tim ekspedisi untuk melakukan penelusuran, sosialisasi dan menginap di desa ini. Desa Sibebek terkenal dengan situs yang bernama Candi Klenteng. Selain itu terdapat sawah yang bernama Sawah Reco. Reco berarti patung, dahulu banyak ditemukan arca di sawah ini.

Penemuan arca di desa Sibebek kebanyakan ditemukan oleh masyarakat yang tidak mengerti cagar budaya. Banyak benda cagar budaya yang dipindahkan, digunakan, bahkan dijualbelikan oleh masyarakat karena kurangnya informasi cagar budaya di desa ini.

Mengingat masih banyak ditemukannya benda cagar budaya di desa ini, perangkat desa dan pemerhati budaya di desa ini mengharapkan adanya himbauan dari pemerintah untuk melakukan sosialisasi dan pendataan terhadap cagar budaya daerahnya.

Tim ekspedisi datang di waktu yang tepat. Misi Ekspedisi Budaya Desa Perbatasan rupanya disambut antusias oleh perangkat desa dan masyarakat. Ini merupakan sosialisasi yang sangat sukses mengingat Gallery Photo Kabupaten Batang berharap kepada masyarakat turut serta melestarikan cagar budaya. Begitu juga desa ingin mengetahui cagar budaya dan melestarikannya.

Desa Sibebek sangat berharap ada tindaklanjut dari pemerintah mengenai cagar budaya di daerahnya. Dan diadakan penelusuran dan penelitian kembali sehingga dapat mendapatkan informasi yang lebih banyak mengingat penemuan yang ada adalah merupakan kemuncak candi yang dimungkinkan masih ada bangunan candi yang terbenam dalam tanah.

Tim ekspedisi menyampaikan informasi cagar budaya

Antusias Warga

Balai Desa tempat sosialisasi


 
Copyright © 2015 Jalan-Jalan Batang. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger